Pada artikel sebelumnya Mengenal Bash Scripting (Dasar) Bagian 1 sudah saya jelaskan bahwa perintah-perintah yang ada terkadang membutuhkan parameter (biasa disebut option atau flag) terkadang juga tidak membutuhkan. Di artikel kedua ini akan saya jelaskan sedikit beberapa hal dasar yang perlu diketahui, jenis-jenis file yang dikenal, variabel pada bash dan lain sebagainya.
Sebagaimana pada sistem operasi yang lain, pada GNU/Linux ataupun BSD dikenal pula adanya file dan direktori. Jenis file yang dikenal ada dua jenis yakni executable files maupun regular files. Bash menangani kedua jenis file ini secara berbeda. Di dalam sistem operasi berbasis GNU/Linux atau BSD executable files ini bisa dua kemungkinan. Apakah dalam bentuk sebuah file binary yang merupakan hasil kompilasi program atau bisa juga dalam bentuk bash script yang berisi baris-baris perintah tertentu. Nah jenis yang kedua inilah nanti kita akan mulai banyak bermain.
Sebagai contoh saya tunjukkan bash script yang dapat dieksekusi.
Gambar 1 merupakan contoh script bash sederhana yang berfungsi menampilkan kembali tulisan yang kita ketikkan. Script bash tidak perlu dikompilasi cukup lakukan eksekusi seperti yang dicontohkan pada gambar 2.
Sebelum script dieksekusi maka kita harus menjadikan file yang telah kita buat tersebut dapat dikenali dan di eksekusi oleh bash. Caranya cukup dengan menambahkan atribut file flag “+x” (tanpa petik) pada file yang akan kita eksekusi. Pembahasan tentang atribut file secara mendalam semoga bisa saya jelaskan di lain kesempatan namun untuk mudahnya sementara cukup kita ketahui bahwa di sistem operasi GNU/Linux maupun BSD dikenal tiga jenis atribut file read,write,execute yang disimbolkan dengan “r” untuk read, “w” untuk write dan “x” untuk execute.
Gambar 3 akan lebih menjelaskan bagaimana cara membuat sebuah file dapat dieksekusi. Karena tanpa dibuat demikian file tidak dapat dieksekusi sekalipun file tersebut merupakan file bash.
Selanjutnya saya jelaskan beberapa hal dasar yang perlu diketahui. Sebagaimana di bahasa pemrograman yang lain pada bash pun dikenal yang namanya variabel. Pada gambar 1 telah dicontohkan bagaimana sebuah variabel digunakan. Tidak seperti bahasa pemrograman Pascal maupun C, pada bash kita tidak perlu secara eksplisit mendefinisikan apakah sebuah variabel itu bertipe karakter atau bilangan. Kita hanya perlu memberinya sebuah nilai bertipe karakter atau bilangan maka otomatis variabel tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Cukup fleksibel dan sangat mudah digunakan jika kita telah terbiasa nantinya.
Cara untuk mendefinisikan variabel ialah sebagai berikut:
namavariabel=nilaivariabel
Oke kita coba secara langsung via terminal. Gambar 4 akan menjelaskan kepada kita contoh bagaimana sebuah variabel diberikan sebuah nilai. Baik nilai itu bertipe karakter atau bilangan.
Jika kita perhatikan ada sedikit perbedaan di dalam pemanggilan nilai dari variabel yang ingin kita ambil nilainya. Ada penambahan simbol “$” (tanpa petik) di depan nama variabel tersebut.
Latihan 1
Sebagai latihan awal coba kita pindahkan apa yang tertulis pada terminal kita ke dalam sebuah file. Buat penulisannya menjadi sebagai berikut:
variabelbilangan=100
echo $variabelbilangan
variabelkarakter=’Ini adalah karakter’
echo $variabelkarakter
Kemudian jangan lupa tambahkan atribut “+x” (tanpa petik) pada file yang ingin kita eksekusi. Jika kita berhasil maka seharusnya yang muncul seperti pada gambar 5 berikut ini.
Sangat mudah bukan?. Hingga tahap ini kita telah belajar diantaranya:
1. Mengenal struktur bash
2. Mengenal flag atau option pada perintah bash
3. Membuat sebuah file kosong dan menampilkan daftar atau direktori yang ada
4. Bagaimana mengeksekusi sebuah file bash
5. Mengenal variabel pada bash
6. Bagaimana mendefinisikan sebuah variabel dan memanggilnya
Semoga dapat bermanfaat, pada artikel selanjutnya akan saya jelaskan tentang pernyataan bersyarat pada bash.
2 thoughts on “Mengenal Bash Scripting (Dasar) – Bagian 2”